Analisis Peran, Kualitas Hidup dan Penerimaan Sosial Kaum Difabel sebagai Supeltas

| Tema | : | Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan umum di Tulungagung, terutama akibat tingginya volume kendaraan pribadi dan keterbatasan fasilitas lalu lintas. Kondisi ini mendorong inisiatif masyarakat untuk membentuk relawan pengatur lalu lintas, yang dikenal dengan sebutan Supeltas (Sari, 2020). Keberadaan Supeltas terbukti efektif mengurangi kemacetan di berbagai titik rawan (Irfana et al., 2019), menunjukkan peran mereka dalam menjaga kelancaran lalu lintas. Namun, terdapat fenomena unik yang menarik perhatian, yaitu keterlibatan penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara sebagai Supeltas. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan kontribusi nyata dalam mengurai kemacetan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat luas. Lebih dari itu, partisipasi mereka secara aktif membantu mengurangi stigma negatif yang seringkali melekat pada kaum difabel, menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Penelitian ini penting untuk memahami kontribusi difabel dalam masyarakat, khususnya sebagai Supeltas. Hasilnya dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam mengembangkan program pemberdayaan yang lebih inklusif. Selain itu, penelitian ini juga dapat mengubah perspektif masyarakat tentang kemampuan difabel, sekaligus memberikan solusi praktis untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui peran aktif di masyarakat |
| Tanggal | : | 00 0000 s/d 00 0000 |
| Tempat | : | MTsN 1 Tulungagung |
| Jam | : |



